Data Stunting Indonesia

Postingan kali ini berisi ringkasan kompilasi data stunting yang berhasil dikumpulin. selengkapnya kalian bisa download hasil Riskedas dari tahun ke tahun sama bahan presentasi laporan Scalling Up Nutrition . Penjelasan mengenai Stunting sendiri udah dibahas di postingan sebelumnya. Intinya stunting itu merupakan masalah pertumbuhan yakni tubuh yang pendek dan memiliki intelektualitas yang kurang (tidak cerdas). Seberapa besar sih masalah stunting di Indonesia? berikut datanya:

  1. Prevalensi Stunting di Indonesia  mengalami peningkatan  dari 17.9 % pada tahun 2010 menjadi 19.6% pada tahun 2013 (RISKESDAS)
  2. Masih menurut RISKESDAS Prevalensi Stunting pada Anak di Indonesia mengalami fluktuasi  dari  36.6% (2007), kemudian menurun 35.6% (2010) dan naik kembali 37.2% (2013). Walaupun sempat turun pada tahun 2010 namun angka masih tinggi (>35%).
  3. Pada tahun 2010 Stunting merupakan masalah gizi nomor 1 di semua kelompok usia BALITA menurut RISKESDAS. 

  4. Pada tahun 2013 Stunting kembali menjadi masalah utama (RISKESDAS, 2013)
  5. Di beberapa daerah Stunting  mengalami peningkatan. Di NTT, misalnya, di tahun 2007 mencapai 46,7%. kemudian naik menjadi 61,4% dalam hitungan tahun (Riskesdas)
  6. Kecenderungan stunting meningkat sejak tahun 2007 – 2013 di provinsi : DKI Jakarta, Sulawesi Utara, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Riau, Jambi, Bangkulu, Selawesi Selatan, Maluku Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Lampung, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Barat
  7. Stunting merupakan isu masalah gizi yang serius di setiap provinsi di Indonesia menurut Scalling Up Nutrition Movement in Indonesia (disampaikan pada Nutrition Seminar di Brussel, 2014)
  8. Indonesia merupakan Negara penyumbang stunting terbesar No.5 di dunia, sebanyak 7.6 juta jiwa dari total penduduknya 195 juta jiwa (WHO, 2008)
  9. Indonesia termasuk dalam 5 masalah besar stunting di dunia (CNN Indonesia, Jumat 19 Februari 2016)
  10. Stunting dimulai dari kondisi kehamilan ibu yang tidak optimal (UNICEF, 2010)  Indikasi tersebut terlihat dari tingginya prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia (40%), angka kematian bayi (AKB) 51 per 1000 kelahiran hidup, angka kematian ibu (AKI) 307 per 100.000 kelahiran, dan BBLR berkisar 2-27 persen.  Hasil analisis lanjut data Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil di Indonesia masih 21,01 persen. Bila tidak segera ditangani akan membentuk siklus Stunting Lintas Generasi (ACC/SCN, 1992)
  11. Stunting berdampak pada : gangguan pertumbuhan anak àPrestasi anak rendah à kualitas SDM rendah àtak mampu bersaing di dunia kerja à penghasilan rendah à kemiskinan (UNICEF)
  12. Indonesia menduduki urutan ketiga dengan prevalensi Stunting sebesar 37%  di ASEAN setelah kamboja. (“SUN Movement in Indonesia” Brussels, 2014)

Komentar